PENGURUS DKM PERIODE 2010-2013 :

01 Oktober 2008

SOLAT I’DUL FITRI 1429 H DI MESJID AL-ISTIQOMAH MEMBLUDAK, NAMUN PENUH HIDMAT, TEMA KHUTBAH"TINGKATKAN KETAKWAAN DAN JAGA KEBERKAHAN"

Sejak pagi pukul 5.30 jemaah sudah mulai berdatangan ke Mesjid Al-Istiqomah untuk menunaikan ibadah solat I’dul Fitri, menjelang solat I'd yang akan dilaksanakan pukul 7.00 didalam mesjid jemaah sudah tidak muat lagi, sehingga sebagian jemaah melaksanakan solatnya di depan mesjid, halaman rumah dekat mesjid dan di jalan gang mesjid, walaupun demikian solat idul fitri dilaksanakan penuh hidmat dan tertib. Bertindak selaku imam Ust Sahabudin,S.Ag kesehariannya beliau selaku Imam Jum’at dan yang bertindak Khotib Supriatna,SE Ketua DKM Al-Istiqomah.
Sebelum pelaksanaan Solat I’d di awali Sambutan Pengurus DKM yang disampaikan oleh Wakil Ketua DKM Cece Suryadi. Pukul 7.00 telah tiba pelaksanaan Solat I’d dimulai dan dilanjutkan 2 Khutbah. Intisari khutbah yang disampaikan Khotib yaitu untuk meningkatkan taqwa dan menjaga keberkahan yang diberikan Allah SWT selama bulan Romadhon karena bila barokah tersebut dicabut oleh Allah SWT, maka rahmat apapun wujudnya bisa berubah menjadi fitnah dan azab, apakah itu berupa harta, anak, jabatan, kedudukan dan lain sebagainya.
Pendeknya tanpa keberkahan dari Allah SWT, semua kemakmuran dan kesejahteraan hidup, baik untuk pribadi, sosial ataupun bangsa, bukanlah kebahagiaan dan rahmat yang hakiki, malah dapat menjadi laknat dan bencana kehancuran. Sebagaimana Allah SWT. Berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-a’raf ayat 96 : yang artinya „Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahi mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi apabila mereka mendustakannya. Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya itu“
Dengan Dasar ketakwaan insya’Allah akan menjadi benteng untuk mempertahankan keberkahan hidup dimasa yang akan datang artinya Ibadah Ramadhan yang baru dilalui sebenarnya mendidik untuk menjadi mukmin yang kuat. Lebih lanjut Rasulullah Saw menyebutkan ciri-ciri mukmin yang kuat diantaranya ada tiga sifat yang harus dimiliki agar pribadi sebagai mukmin bisa menjadi pribadi yang kuat dan mengagumkan; dan situasi serta kondisi sekarang amat menuntut lahirnya pribadi-pribadi seperti ini.

Pertama, Berorientasi Pada Kebaikan. Pada dasarnya, setiap manusia senang pada kebaikan dan mereka pun telah mengenalnya, karenanya Al-Qur’an menyebutkan satu istilah untuk kebaikan yang disebut dengan ma’ruf. namun meskipun manusia sudah mengetahui tentang kebaikan, ternyata mereka masih banyak yang belum juga berbuat baik, karenanya harus ada upaya saling mengingatkan untuk melakukan kebaikan, inilah yang disebut dengan amar ma’ruf.

Manakala manusia telah menjadi mukmin yang sejati, maka manusia akan sangat senang melakukan kebaikan, dia akan memberi kontribusi dalam kebaikan bahkan berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu ingin menjadi yang terbaik, ini semua disadari karena hidup di dunia hanyalah salah satu fase kehidupan, sedangkan fase akhirnya adalah kehidupan akhirat, Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat Albaqoroh ayat 148 :yang artinya
“Dan tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat kebaikan). Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu” (QS 2:148).

Manakala seorang mukmin telah berorientasi pada kebaikan, maka seluruh aktivitas yang dijalaninya tidak akan mengandung kesia-siaan, semua memberi manfaat, baik bagi dirinya, keluarga maupun orang lain, bahkan bermanfaat bagi alam semesta, mukmin seperti inilah yang akan memperoleh banyak keberuntungan dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat.
Ciri kedua dari mukmin yang mengagumkan adalah selalu Bersyukur Atas Kesenangan yang diperolehnya. Bersyukur kepada Allah Swt atas kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan yang diperoleh merupakan sikap yang sangat mulia.

Hal ini karena dengan begitu, seorang mukmin menyadari bahwa segala kenikmatan merupakan anugerah atau pemberian dari Allah Swt. Manusia memang seharusnya menyadari bahwa usaha yang dilakukannya sebenarnya tidak seberapa besar, tapi Allah Swt memberikan balasan dengan balasan yang besar.

Sifat seorang mukmin yang menunjukkan rasa syukur atas segala kenikmatan itu menunjukkan bahwa ia tidak akan lupa diri bila kenikmatan diperolehnya dalam kehidupan ini.

Cara bersyukur yang ditunjukkan oleh seorang mukmin adalah. Pertama, bersyukur dengan hati, yakni mengakui bahwa kenikmatan yang diperolehnya berasal dari Allah Swt, apa yang dilakukannya hanyalah sebab untuk mendapatkan kenikmatan yang banyak.

Kedua, bersyukur dengan lisan, yakni mengucapkan hamdalah atas segala kenikmatan yang telah diperoleh, karenanya hamdalah itu senantiasa diucapkan seorang mukmin seperti ketika saat sesudah makan, bangun tidur hingga buang air besar, karena semua itu merupakan kenikmatan.

Ketiga, bersyukur dengan amal, yakni apapun yang dilakukannya merupakan wujud dari rasa syukurnya sehingga amal itu dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt.

Dengan menunjukkan rasa syukur itulah, kenikmatan yang diperoleh seorang mukmin akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sehingga kenikmatan itu tidak hanya dirasakan oleh diri dan keluarganya, tapi juga oleh orang lain sehingga kenikmatan itu bertambah banyak, baik dari segi jumlahnya atau paling tidak rasanya, Allah Swt berfirman dalam Al-qur’an surat Ibrohim ayat 7: yang artinya “Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS 14:7).

Ketiga yang merupakan ciri mukmin yang mengagumkan adalah Bersabar Atas Kesusahan. Sabar atas segala musibah atau kesusahan yang menimpa merupakan ciri yang melekat pada pribadi orang yang beriman, karenanya seorang mukmin itu menjadi manusia yang mengagumkan.

Kesabaran seorang mukmin dalam menghadapi kesusahan membuatnya menjadi tidak mudah berputus asa, sesulit apapun keadaan yang menimpa dirinya, dia tetap optimis akan ada hari esok yang lebih baik, baginya yang penting adalah berusaha dan bertawakal kepada Allah Swt.

Orang yang berputus asa bukan hanya menjadi apatis, tidak memiliki semangat hidup hingga bunuh diri, tapi juga orang yang menghalalkan segala cara dalam meraih sesuatu, itupun sesuatu hanya akan memperpanjang kesusahan.

Berbagai kasus dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita sebagian menunjukkan bahwa kesabaran telah hilang dari kepribadian-nya. Karena itu, dalam kehidupan ini kesabaran merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menunjang bagi keberhasilan dan kebaikan hidup yang kita jalani. Kesabaran akan membawa kegembiraan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Al-qur’an Surat Al-baqoroh ayat 155:yang artinya“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS 2:155).

Dari uraian di atas, bisa diambil sebuah pelajaran bahwa bagi seorang mukmin, kesenangan dan kesengsaraan hidup merupakan ujian dari Allah Swt, senang tidak akan membuatnya menjadi lupa diri dan susah tidak akan membuatnya menjadi putus asa, ini merupakan bekal yang amat penting untuk kembali kepada Allah Swt sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa ayat 35:yang artinya "Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (QS 21:35).
Pada hari Raya I’dul Fitri ini juga diperintahkan untuk saling memaafkan sebagai pertanda dari orang yang bertaqwa. sebagaimana diperintahkan Allah SWT melalui firmanNya dalam surat Al-Imran ayat 133-134 :yang artinya “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”

Itulah khutbah I’dul Fitri 1 Syawal 1429 H yang disampaikan Khotib dalam pelaksanaan rangkaian Sholat I’dul Fitri di Mesjid Al-Istiqomah, dengan harapan semoga Muslimin wal Muslimat senantiasa diberikan Hidayah dan Taufiq dari Allah SWT.
Amin Ya Robbal alamin

0 komentar:

 
Copyright © 2008 Yayasan Al Istiqomatul Amanah Sukabumi, by partner site Nesscera | Template feito por Templates para Você 2007